KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Kebutuhan Fisik
Ibu Hamil trimester I, II dan III dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari
teman-teman serta bimbingan dari Dosen pembimbing ibu Kurnia Afriyanti, S.ST., M.Kes. Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan
doa-Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca makalah ini dan dapat mengetahui tentang apa saja kebutuhan fisik ibu hamil
trimester I, II dan III. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Sukabumi, Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Tujuan................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Kebutuhan Fisik Ibu
Hamil.................................................................. 2
1. Oksigen........................................................................................... 2
2. Nutrisi dalam Kehamilan................................................................ 2
3. Personal Hygiene............................................................................ 4
4. Pakaian .......................................................................................... 6
5. Eliminasi ........................................................................................ 7
6. Seksual ........................................................................................... 11
7. Mobilisasi, Body Mekanik.............................................................. 13
8. Exercise / Senam Hamil.................................................................. 13
9. Istirahat / Tidur............................................................................... 17
10. Immunisasi ..................................................................................... 19
11. Traveling......................................................................................... 20
12. Persiapan Laktasi............................................................................ 21
13. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi....................................... 22
14. Memantau Kesejahteraan Janin...................................................... 24
15. Ketidak Nyamanan dan Cara Mengatasi........................................ 24
16. Kunjungan Ulang........................................................................... 29
17. Pekerjaan........................................................................................ 30
18. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan................................................... 31
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 33
B.
Saran..................................................................................................... 33
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang
wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan.
Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain
kebutuhan psikologis, kebutuhan fisik juga harus diperhatikan agar kehamilan
dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu
selama hamil meliputi oksigen, nutrisi karena kebutuhan oksigen pada dasarnya
semua manusia itu sama membutuhkan udara yang bersih dan tidak bau.
Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang
wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan
tersebut meliputi perubahan fisik, mental dan sosial. Selain kebutuhan
psikologis, kebutuhan fisik juga harusdiperhatikan agar kehamilan dapat
berlangsung dengan aman dan lancar. Kebutuhan fisik yang diperlukan ibu selama
hamil meliputi oksigen, nutrisi, peronal hygiene, pakaian,eliminasi, seksual,
mobilisasi & body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat/tidur,imunisasi,
traveling, persiapan laktasi, persiapan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan
bayi, ketidaknyamanan dan cara mengatasinya, kunjungan ulang, pekerjaan, serta
tanda bahaya dalam kehamilan.
Nutrisi yang dibutuhkan pada ibu normal dan ibu hamil
sangatlah berbeda. Ibu hamil membutuhakan asupan gizi 15% dari wanita normal ,
peningkatan gizi ini bertujuan untuk pertumbuhan dan keseehatan ibu dan bayi
nya.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat
mengetahui informasi tentang kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II, III
(oksigen, nutrisi, personal hygiene dll) yang sangat berpengaruh penting pada ibu hamil.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kebutuhan
Fisik Ibu Hamil
1.
Oksigen
Kebutuhan
oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Pada ibu hamil,
kebutuhan oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relatif sama
dari trimester I, II dan III. Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat
membesarnya rahim. Berbagai gangguan pernafasan lain bisa
juga terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah
hal tersebut diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
a.
Latihan nafas melalui
senam hamil
b.
Tidur dengan bantal
yang lebih tinggi
c.
Makan tidak terlalu
banyak
d.
Kurangi atau hentikan
merokok
e.
Konsul ke dokter bila
ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti asma dan lain-lain
Posisi
miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi
fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine).
2.
Nutrisi
Dalam Kehamilan
Nutrisi dan gizi yang
baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya melewati
masa tersebut. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat
besi, asam folat, dan sebagainya, ibu hamil pun perlu dikontrol kenaikan berat
badannya. Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15 kilogram. Jika lebih banyak
dari itu dikhawatirkan dapat mempengaruhi tekanan darah. Anjurkanlah wanita
hamil makan yang secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani dan nabati,
karena kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat. Kenaikan berat badan wanita
hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau
menurun, semua makan yang dianjurkan terutama yang mengandung protein dan besi.
Bila BB naik dari semestinya dianjurkan mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak jangan dikurangi apalagi sayur dan buah.
Berikut
ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil.
a.
Kalori
Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara
300-400 kkal per harinya. Kalori ini dapat dipenuhi dari sumber makanan yang
bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna sebagai acuaannya. Sebaiknya 55%
didapatkan dari umbi-umbian serta nasi sebagai sumber karbohidrat, lemak nabati
dan hewani 35 %, serta 10 % berasal dari sayur dan buah-buahan.
b.
Asam folat
Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah
cukup banyak yang berguna untuk pembentukan syaraf. Pada trimester pertama bayi
membutuhkan 400 mikrogram dalam setiap harinya. Jika kekurangan asam folat,
maka perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan bisa membuat bayi lahir
dengan kelainan, misalnya tanpa batok kepala, bibir sumbing, atau tulang
belakang tidak tersambung. Asam folat diperoleh dari buah-buahan, sayuran
hijau, dan beras merah.
c.
Protein
Asupan protein diperlukan untuk zat pembangun,
pembentukan darah, dan sel. Kebutuhan ibu hamil akan protein adalah 60 gram
setiap harinya, atau 10 gram lebih banyak daripada biasanya. Makanan berprotein
didapat dari kacang-kacangan, tahu-tempe, putih telur, dan daging.
d.
Kalsium
Zat ini berfungsi untuki pertumbuhan tulang dan
gigi. Dengan pemenuhan kebutuhan kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu hamil
dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini dikarenakan, jika kebutuhan kalsium
sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium janin diambil dari tulang ibunya.
Makanan yang banyak mengandung kalsium diantaranya susu, dan produk olahan lain
seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A sangat bermanfaat bagi mata,
pertumbuhan tulang, dan kulit. Vitamin D dapat menyerap kalsium yang bermanfaat
untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang janin.
e.
Zat besi.
Berfungsi dalam pembentukan darah, terutama
untuk membentuk sel darah merah hemoglobin, serta mengurangi resiko ibu hamil
terkena anemia. Kandungan zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan
memasuki usia 20 minggu. Makanan yang banyak mengandung zat besi diantaranya
hati, ikan, dan daging.
3.
Personal
Hygiene
Personal
hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk
mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor yang banyak mengandung
kuman-kuman.
a.
Tujuan perawatan
personal hygiene
1)
Memelihara kebersihan
diri seseorang
2)
Pencegahan penyakit
3)
Meningkatkan
kepercayaan diri seseorang
b.
Factor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene
1)
Body image. Gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik pada
ibu hamil sehingga ibu hamil tidak peduli terhadap kebersihannya.
2)
Praktik social. Pada anak-anak selalu dimanja
dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
3)
Status sosial ekonomi. Personal hygiene pada ibu
hamil memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo,
alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4)
Pengetahuan . Pengetahuan personal hygiene
pada ibu hamil sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan pada ibu hamil itu sendiri.
5)
Kebiasaan. Ada kebiasaan seseorang yang
menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,
sampo dan lain-lain.
6)
Kondisi fisik. Pada kondisi fisik ibu hamil,
kemampuan untuk merawat diri berkurang, sehingga memerlukan bantuan untuk
melakukannya.
c.
Manfaat personal
hygiene dan aktivitas pada ibu hamil
1)
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini
mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan.
2)
Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses
persalinan.
·
Selama menunggu persalinan tiba, ibu
diperbolehkan untuk berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
·
Ibu boleh minum dan makan makanan ringan,
disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai
dan jengkol.
d.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada personal hygiene ibu hamil
1) Kebersihan Rambut dan
Kulit Kepala.
Rambut berminyak cenderung menjadi lebih sering
selama kehamilan karena overactivity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin
memerlukan keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama
kehamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Disarankan ibu hamil
untuk mencuci rambut secara teratur guna menghilangkan segala kotoran, debu,
dan endapan minyak yang menumpuk pada rambut kita membantu memberikan stimulasi
sirkulasi darah pada kulit kepala dan memonitor masalah-masalah pada rambut dan
kulit kepala.
2)
Kebersihan Gigi dan Mulut
Ibu hamil harus memperhatikan kebersihan gigi
dan mulut untuk menjaga dari semua kotoran dari sisa makanan yang masih
tertinggal didalam gigi yang mengakibatkan kerusakan pada gigi dan bau mulut. Penjadwalan
untuk trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur
yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut haruis selalu terjaga,
misalnya pencegahan caries pada gigi. Sedangkan pada trimester ketiga, terkait
dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu
diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.
Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat
rentan terhadap terjadinya carries dan ginggivitis.
4.
Pakaian
Ada 2 hal yang harus
diperhatikan dan dihindari yaitu : 1) sabuk dan stoking yang terlalu ketat,
karena akan mengganggu aliran balik, 2) sepatu dengan hak tinggi, akan menambah
lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.
a.
Pakaian Yang Memenuhi Kriteria Pada Ibu Hamil
1)
Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada
penekanan-penekanan pada bagian tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas
bergerak.
2)
Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu
besar, tapi yang dapat bergerak bebas.
3)
Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan
rasa panas dan keluarnya keringat sehingga tidak bebas bergerak.
4)
Menarik : enak dipandang mata.
5)
Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak
keringat, maka dianjurkan memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini
ditekankan pada bahan dasarnya
b.
Pakaian pada ibu hamil
1)
Desain BH harus disesuaikan agar dapat menyangga
payudara dan nyeri punggung yang tambah menjadi besar pada kehamilan dan
memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus memiliki ukuran tali yang besar
sehingga tidak terasa sakit dibahu.
2)
Korset yang khusus untuk ibu hamil dapat
membantu menekan perut bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian
korset tidak boleh menimbulkan tekanan (selain menyangga dengan ketat tapi
lembut) pada perut yang membesar dan dianjurkan pada wanita hamil yang mempunyai
tonus otot perut yang rendah. Untuk kehamilan dapat menimbulkan ketidak
nyamanan dan tekanan pada uterus dan wanita hamil tidak dianjurkan untuk
mengenakannya.
5.
Eliminasi
Eliminasi Urin adalah
proses pembuangan sisia metabolisme tubuh baik berupa urine atau alvi (buang
air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua, yakni eliminasi urine
(kebutuhan buang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
Eliminasi Alvi
(Defekasi) adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.
Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di
medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum, terdapat dua macam refleks yang
membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi
parasimpatis.
a.
Kebutuhan Eliminasi pada Ibu Hamil pada
trimester 1, 2 dan 3 yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1)
Trimester I : Cukup karbohidrat, protein, lemak,
vitamin mineral dan air.
2)
Trimester II : Jumlah karbohidrat dan protein
tetap.
3)
Trimester III : Karbohidrat dikurangi, perbanyak
sayur, buah – buahan segar, kenaikan Berat Badan tidak boleh lebih dari ½ kg
perminggu.
b.
Eliminasi yang terjadi pada IBU Hamil :
1)
Trimester I : Frekuensi BAK menigkat karena
kandungan kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal konsistensi
lunak.
2)
Trimester II : Frekuensi BAK normal kembali
karena uterus telah keluar dari rongga panggul.
3)
Trimester III : Frekuensi BAK meningkat karena
penurunan kepala bayi, BAB sering obstipasi ( sembelit ) karena hormone
progesteron meningkat.
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urin
dan alvi :
1)
Diet dan asupan. Jumlah dan tipe makanan
merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine) dan
defekasi. Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain
itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine. Disamping itu
makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan
defekasi dan jumlah yang dikonsumsi pun dapat memengaruhinya.
2)
Respon keinginan awal untuk berkemih. Kebiasaan
mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak
tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan
jumlah pengeluaran urine.
3)
Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat
memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya
fasilitas toilet. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya
hidup sehat/ kebiasaan melakukan eliminasi di tempat yang bersih atau toilet,
etika seseorang tersebut buang air di tempat terbuka atau tempat kotor, maka
akan mengalami kesulitan dalam proses defekasi.
4)
Stress psikologis. Meningkatkan stres dapat
meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya
sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.
5)
Tingkat perkembangan. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan
pada anak, yang lebih mengalami mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air
kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan
bertambahnya usia
6)
Asupan cairan. Pemasukana cairan yang kurang
dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena itu, proses absopsi air
yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi.
7)
Kondisi penyakit. Kondisi penyakit dapat
memengaruhi proses eliminasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan
langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit
infeksi lainnya, seperti diabetes mellitus.
8)
Kerusakan sensoris dan motoris. Kerusakan pada
system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat
menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi.
d.
Hal-hal untuk mengatasi terjadinya Eliminasi
pada masa kehamilan
1)
BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi
kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
2)
BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas
usu halus dan usus besar sehingga pada Ibu Hamil sering mengalami obstipasi,
untuk mengatasi dianjurkan meningkatkan aktivitas jasmani dan makan berserat.
3)
Menjaga kebersihan vulva setelah BAK / BAB bias
dilakkukan dengan cara tidak hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi
juga lipatan – lipatan labia mayora dan minora serta vestibula.
e.
Gangguan /masalah pada proses eleminasi
1)
Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
·
Retensi urine, merupakan penumpukan urine dalam
kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung
kemih.
·
Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan
otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi
urine.
·
Perubahan pola eliminasi urine, merupakan
keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi
anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan
eliminasi terdiri atas : Frekuensi, Urgensi, Disuria, Poliuria, Urinaria
supresi.
2)
Gangguan / Masalah Eliminasi Alvi
·
Konstipasi merupakan keadaan individu yang
mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami
eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering
dan keras.
·
Diare merupakan keadaan individu yang mengalami
atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare
sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa mula dan muntah.
·
Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam
perut karena pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau usus.
6.
Seksual
Salah satu kebutuhan
biologis manusia adalah kebutuhan untuk melakukan hubungan seks. Perubahan lain
yang dapat terjadi pada aktivitas seks adalah pada masa hamil. Hubungan seks
waktu hamil bukan merupakan halangan. Seorang wanita sehat dengan kehamilan
normal bisa terus berhubungan seks sampai usia kandungannya mencapai 9 bulan,
tanpa perlu takut melukai diri sendiri atau janinnya. Sebab, janin dilindungi
rahim dan cairan ketuban di dalam rahim dan otot-otot kuat di sekitar rahim
melindungi bayi dari guncangan. Bayi juga terlindung dari penetrasi penis
karena adanya lapisan lendir tebal yang melindungi leher rahim dan membantu
mencegah infeksi.
a.
Faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pada
kehamilan
1)
Kelelahan
2)
Morning sickness (mual dan muntah)
3)
Perut membesar
4)
Ketegangan pada alat genitalia
5)
Payudara tegang
6)
Perdarahan
Pada trimester pertama
biasanya gairah seks wanita hamil menurun karena mengalami mual, muntah, dan
kelelahan yang akan mempengaruhi hasrat mereka untuk berhubungan seksual.
Memasuki trimester kedua situasi dengan normal. Wanita hamil juga lebih mudah
terangsang dan lebih responsife secara seksual. Pada trimester ketiga,
ketidaknyamanan fisik biasanya meningkat kembali.
b.
Faktor emosional yang mempengaruhi dorongan
seksual :
1)
Takut keguguran
2)
Takut orgasme
3)
Takut infeksi
c.
Secara umum hubungan seksual tidak dianjurkan
pada kasus-kasus kehamilan tertentu, misalnya:
1)
Ancaman keguguran atau riwayat keguguran.
2)
Placenta letak rendah (plasenta previa).
3)
Riwayat kelahiran premature .
4)
Perdarahan vagina atau keluar cairan yang tak
diketahui penyebabnya serta kram.
5)
STD atau penyakit seksual yang menular. Untuk
kasus STD disarankan tidak melakukan hubungan seksual sampai STD sudah
disembuhkan.
6)
Kesehatan ibu dan janin.
7)
Kebutuhan untuk bed rest.
8)
Infeksi pada kemaluan.
d.
Cara melakukan hubungan seks saat hamil
Beberapa posisi yang baik dianjurkan untuk
kehamilan adalah :
1)
Di usia kehamilan muda (0-12 minggu), posisi
apapun masih sangat aman dan boleh dilakukan.
2)
Jika usia kandungannya di atas 12 minggu, ada
baiknya istri mengonsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kondisi
kehamilannya. Biasanya dalam usia kandungan ini, posisi menyamping (sideways ),
menungging (dog position ), dan duduk (woman on back ) masih aman dan lebih
dianjurkan untuk dilakukan. Posisi ini masih nyaman bagi istri.
3)
Jika sudah mendekati usia 29-36 minggu (jelang
persalinan), lebih dianjurkan untuk melakukan posisi miring (spooning ) atau
duduk (sitting ,woman on top ). “Doggy style /rear entry juga masih boleh, tapi
kalau Si Istri merasa perutnya keberatan atau sakit, coba tahan perutnya dengan
bantal untuk mendapatkan posisi nyaman.’’
7.
Mobilisasi,
Body Mekanik
Ibu
hamil boleh melakukan kegiatan fisik biasa selama tidak terlalu memelahkan. Ibu
hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar.
Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan wanita tersebut dan
mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Pertumbuhan rahim yang membesar akan
menyebabkan peregangan ligament-ligamen atau otot-otot sehingga pergerakan ibu
hamil menjadi terbatas dan kadangkala menimbulkan rasa nyeri. Mobilisasi dan
bodi mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara-cara yang benar antara
lain :
a.
Melakukan latihan /
senam hamil agar otot-otot tidak kaku
b.
Jangan melakukan
gerakan tiba-tiba / spontan
c.
Jangan mengangkat
secara langsung benda-benda yang cukup berat, jongkoklah terlebih dahulu baru
kemudian mengangkat benda
d.
Apabila bangun tidur,
miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat tidur
8.
Exercise
/ Senam Hamil
Berhubungan
dengan adanya peregangan otot-otot, perlunakan ligament-ligament dan
perlonggaran persedian sehingga area yang paling bawah terpengaruh adalah : tulang
belakang (curva lumbar yang berlebihan), otot dasar panggul (menahan berat
badan dan tekanan uterus).
Tujuannya
menyangga dan menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban
kehamilan, memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan, membangun daya
tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi dan respirasi, menyesuaikan dengan adanya
pertambahan berat badan dan perubahan keseimbangan, meredakan ketegangan dan
membangun relaksasi, membentuk kebiasaan bernafas yang baik, memperoleh
kepercayaan sikap mental yang baik.
a.
Senam hamil
Tujuan
umum : dapat menjaga kondisi otot dan persendian yang berperan dalam proses
mekar persalinan. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis kepercayaan pada diri
sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan, membimbing wanita menuju
suatu persalinan fisiologis.
Tujuan
khusus : memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
otot-otot dassr panggul, ligament dari jaringan serta fasia yang berperan dalam
mekanisme persalinan.
Membentuk
sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan,
letak janin dan mengurangi sesak nafas. Memperoleh cara mendapatkan kontraksi
dan relaksasi yang sempurna. Syarat mengikuti senam hamil : telah
dilakukanpemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter dan bidan, latihan
dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu, latihan dilakukan secara
teratur dan sebaiknya latihan dilakukan dirumah sakit atau klinik bersalin
dibawah pimpinan instruktur senam hamil.
b.
Gerakan dalam latihan
senam hamil
Latihan
pendahuluan. Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya
kontraksi otot-otot tubuh, luas gerakan persendian dan mengurangi serta
menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan tubuh.
Langkah
1 : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan
dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks. Kemudian gerakan kaki
kedepan dan kebelakang secara bergantian.
Latihan
2 : duduk tegak, kedua kaki lurus dan rapat. Lakukan latihan dengan meletakkan
tugkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan
seluruh tungkai kanan sambil mengempiskan dinding perut bagian atas dan
mengerutkan liang dubur selama beberapa saat.
Latihan
3 : duduk tegak, kedua tungkai lurus, rapat dan rileks. Kemudian lakukan
latihan angkat tungkai kanan keatas lalu letakkan kembali, begitu sebaliknya
dengan tungkai kiri.
Latihan
4 : duduk bersila, badan tegak, kedua tangan diatas bahu, kedua lengan
disamping badan. Kemudian tekan kesamping payudara dengan sisi lengan atas,
lalu putarkan kedua lengan kedepan, keatas samping telinga, teruskan sampai
kebelakang dan akhirnya kembali kesikap semula.
Latihan
5 : berbaring terlentang kedua lengan disamping badan dan kedua lutut ditekuk.
Kemudian angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut
dengan lantai yang ditahan kedua kaki dan bahu, lalu turunkan pelan-pelan.
Latihan
6 : berbaring terlentang, kedua tungkai lurus,kedua lengan berada disamping badan,
keseluruhan badan rileks. Kemudian panjangkan tungkai kanan dengan menarik
tungkai kiri mendekati bahu kiri.
Langkah
7 : panggul diputar kekanan dan kekiri, kemudian tekankan pinggang kelantai
samping mengemoiskan perut dan mengerutkan otot dubur.
Latihan
inti minggu ke 22-25 latihan pembentukan sikap tubuh. Berbaring terlentang, kedua
lutut ditekuk, kedua lengan disamping badan dan santai. Lalu angkat pinggang
sampai badan membentuk lengkungan, kemudian tekankan pinggang kelantai sambil
mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot dubur.
Latihan
kontraksi relaksasi. Berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua
kaki ditekuk pada lutut, lalu tegangkan otot-otot muka dengan jalan mengerutkan
dahi, mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot leher selama beberapa
detik.
Latihan
pernapasan. Berbaring terlentang, kedua disamping badan kedua kaki ditekuk pada
lutut. Kemudian letakkan tangan kiri diatas perut, lakukan pernafasan
diafragma, tarik nafas melalui hidung lalu hembuskan nafas melalui mulut.
Minggu ke 26-30 latihan pembentukan sikap tubuh. Merangkak, kedua tangan
sejajar bahu, tubuh sejajar deangan lantai, sedangkan tangan dan paha tegak
lurus.kemudian tundukkan kepala sampai terlihat kearah vulva, pinggang diangkat
sambil mengempiskan perut bawah dan mengerutkan dubur. lalu turunkan pinggang.
Latihan
kontraksi dan relaksasi. Berbaring terlentang, kedua tangan disamping badan,
kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai. Kemudian lemaskan seluruh tubuh,
kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama beberapa detik, lalu lemaskan
kembali.
Latihan
pernafasan : berbaring terlentang, kedua kaki ditekuk pada lutut, kedua lengan
disamping badan dan lemaskan badan. Kemudian lakukan pernafasan dada selama 1
menit lalu ikuti dengan pernafasan diafragma.
Minggu
31-34 latihan pembentukan sikap tubuh : berdiri tegak, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki selebar bahu dan berdiri rileks. Kemudian lakukan gerakan
jongkok perlahan-lahan, tapi badan tetap lurus. Latihan kontraksi dan relaksasi.
Berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan kedua kaki ditekuk dan
lemaskan badan. Kemudian lakukan pernafasan diafragma. Minggu 35 sampai partus
latihan.
Pembentukan
sikap tubuh. Berabring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki
ditekuk pada lutut dan rileks, angkat badan dan bahu, letakkan dagu diatas dada
melihat kearah vulva.
Latihan
kontraksi dan relaksasi : tidur
terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua kaki lurus, lemaskan seluruh
tubuh, lakukan pernafasan secara teratur dan berirama. Tegangkan seluruh otot
tubuh dengan cara katupkan rahang kerutan dahi, tegangkan otot-otot leher,
kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot perut, kerutkan
dubur, tegangkan kedua tungkai kaki dan tahan nafas.
Latihan
pernafasan : tidur terlantang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi
litotomi) dan rileks. Buka mulut sedikit dan bernafaslah sedalam-dalamnya lalu
tutup mulut, latihan mengejan seperti BAB kearah bawah dan depan.
Latihan
relaksasi : ada 4 posisi relaksasi yaitu: posisi terlentang kedua kaki lurus,
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, berbaring miring atau posisi
relaksasi sedang duduk. (Rustam Muchtar, 1998).
9.
Istirahat
/ Tidur
a.
Yoga
Yoga
adalah olah fisik yang mengandalkan pernafasan dan pemusatan pikiran. Teknik
pengaturan nafas yang dilakukan dalam yoga menimbulkan rasa relaks dan kelak
sangat membantu dalam proses persalinan. Umumnya kesalahan yang sering terjadi
adalah ketidakmampuan mengatur nafas saat mengedan, dengan yoga diharapkan ibu
tidak kehabisan nafas saat mengedan. Selain itu gerakan yoga yang lambat juga
dapat mengelola otot tubuh termasuk otot pelvic sehingga saat bersalin kelak,
rasa sakit dapat dikurangi.
b.
Tidur
Ibu
hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/tidur yang cukup. Kurangi istirahat/tidur,
ibu hamil akan terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam 8
jam dan tidur siang 1 jam. Umumnya ibu mengeluh susah tidur karena rongga
dadanya terdesak perut yang membesar atau posisi tidurnya jadi tidak nyaman.
Tidur yang cukup dapat membuat ibu menjadi relaks, bugar dan sehat. Solusinya
saat hamil tua, tidurlah dengan menganjal kaki (dari tumit hingga betis)
menggunakan bantal. Kemudian lutut hingga pangkal paha diganjal dengan satu
bantal. Bagian punggung hingga pinggang juga perlu diganjal bantal. Letak
bantal bisa disesuaikan. Jika ingin tidur miring kekiri, bantal ditaruh
sedemikian rupa sehingga ibu nyaman tidur dengan posisi miring kekiri. Begitu
juga bila ibu ingin tidur posisi kekanan.
Posisi
tidur yang paling dianjurkan adalah tidur miring kekiri, posisi ini berguna
untuk mencegah varices, sesak nafas, bengkak pada kaki, serta dapat
memperlancar sirkulasi darah yang penting buat pertumbuhan janin. Bila ibu
sulit tidur, cobalah mendengarkan music lembut yang akan mengiringi perasaan
dan pikiran menjadi lebih tenang sehingga tubuh dan perasaan jadi lebih relaks.
c.
Mendengarkan Musik
Selain
menimbulkan perasaan relaks dan nyaman saat mendengarkan, ternyata alunan
musiknya sendiri dapat memberikan stimulus pada perkembangan janin. Rangsangan
ini diyakini dapat menjadi stimulus awal perkembangan otak janin. Jenis music
yang dipilih boleh music klasik, music daerah yang memiliki alunan konstan dan
menyenangkan, music rohani dan doa. Semua ini bermanfaat yang sama untuk relaksasi
bagi ibu selama menjalani kehamilannya dan memberikan rangsangan pra kelahiran
yang sangat baik bagi janin.
d.
Meditasi dan Berdoa
Berdoa
dan meditasi merupakan relaksasi ringan yang dapat dilakukan semua ibu hamil.
Manfaatnya dapat menenangkan pikiran agar terpusat pada satu hal, yaitu
kesehatan janinnya. Ini akan menolong calon ibu siap secara emosi menghadapi
persalinannya.
e.
Pijat
Pijat
adalah terapi tradisional yang dapat mengusir kelelahan fisik, memperlancar
peredaran darah dan menghilangkan ketegangan pikiran. Pemijatan yang aman
dilakukan pada bagian tubuh leher, kaki dan kepala.
10.
Immunisasi
Pada masa kehamilan ibu
hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT). Gunanya pada
antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi karena tetanus. Ia juga
dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh tetanus. Terutama imunisasi
tetanus untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi
dilakukan pada trimester I / II pada kehamilan 3 – 5 bulan dengan interval
minimal 4 minggu. Lakukan suntikan secara IM (intramuscular) dengan dosis 0,5
mL. imunisasi yang lain dilakukan dengan indikasi yang lain.
Menurut WHO seorang ibu
tidak pernah diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama
kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian ).
Jadwal pemberian
suntikan tetanus adalah :
Antigen
|
Interval
|
Lama Perlindungan
|
% perlindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan
antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 minggu setelah TT1
|
3 Tahun
|
80
|
TT3
|
6 bulan setelah TT2
|
5 Tahun
|
95
|
TT4
|
1 tahun setelah TT3
|
10 Tahun
|
99
|
TT5
|
1 tahun setelah TT4
|
25 Tahun / seumur
hidup
|
99
|
Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil
hendaknya mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT.
Petugas kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.
11.
Traveling
Disarankan ibu untuk
tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi mengemudi bisa jadi sangat
tidak nyaman dan lama drive dapat sangat melelahkan. Pastikan kursi dan
seatbelt yang disesuaikan dengan baik dan memakai pakaian longgar nyaman. Juga
pastikan ibu memiliki cukup untuk makan dan minum selama perjalanan jalan untuk
menjaga tingkat energi atas.
Pada trimester pertama
(0 – 14 minggu), banyak ibu hamil lebih memilih tidak berpergian disebabkan
rasa mual dan lelah yang sangat terasa pada tahap ini. Namun jika Anda merasa
tidak terganggu dengan keadaan demikian, Anda dapat berpergian dengan aman dan
nyaman.Trimester pertama merupakan waktu yang sangat sensitive karena rawan
terjadi keguguran dan kehamilan diluar kandungan.
Pada trimester kedua (14
– 28 minggu), sepertinya merupakan waktu yang ideal untuk berpergian karena
rasa mual, kelelahan sudah berkurang dan resiko terjadinya kelahiran premature
masih cukup lama dapat terjadi, namun tetap berhati – hatilah.
Pada trimester ketiga
(29 – 40 minggu) resiko yang paling dipikirkan dari berpergian adalah
terjadinya kelahiran premature. Dan jika tetap ingin berpergian sebaiknya Anda
konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan Anda.
Mengenai kendaran apa
yang dapat digunakan untuk traveling seperti mobil, kereta api, pesawat
terbang. Sesungguhnya bepergian dengan pesawat terbang saat hamil itu aman.
Perempuan dengan kehamilan tanpa komplikasi apapun dapat naik pesawat terbang,
namun hal itu akan meningkatkan resiko pembekuan pembuluh darah vena maka
sebelum berangkat Anda perlu konsultasi dengan dokter kandungan Anda. Dianjurkan
untuk tidak terbang sebelum kandungan berusia 12 minggu atau 15- 28 minggu
karena pada saat ini resiko keguguran paling rendah.
Perempuan hamil amat
rentan mengalami dehidrasi, jadi bawalah sepaket buah-buahan segar bervitamin
semacam anggur, plum, jeruk atau aprikot kering. Anda wajib membawa air putih
setidaknya dua liter. Makanlah banyak camilan.
12.
Persiapan
Laktasi
Persiapan menyusui pada
masa kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan
lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk
dalam kelas “Bimbingan persiapan menyusui” (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan
(RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang berkenan dengan pelayanan
ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui. Pelayanan BPM terdiri dari :
penyuluhan tentang : keunggulan ASI, manfaat rawat gabung, perawatan putting
susu, perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana.
Persiapan psikologis ibu
untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap
yang positif harus terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya.
Banyak ibu yang memiliki masalah, oleh karenanya bidan harus dapat membuat ibu
tertarik dan simpati. Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan
ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah : setiap ibu untuk percaya dan yakin
bahwa ibu akan sukses dalam menyusui bayinya, menyakinkan ibu akan keuntungan
ASI dan kerugian susu buatan/formula, memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui,
mengikutsertakan suatu atau anggota keluarga lain yang berperan, memberikan
kesempatan ibu untuk bertanya.
Pemeriksaan payudara
yang bertujuan untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga diharapkan
dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada
kunjungan pertama ibu, dimulai dari inspeksi, palpasi.
Pemeriksaan putting susu
: untuk menunjang keberhasilan menyusui maka pada saat kehamilan putting susu
ibu perlu diperiksa kelenturannya dengan cara : sebelum dipegang periksa dulu
bentuk putting susu, cubit areola disisi putting susu dengan ibu jari dan
telunjuk, dengan perlahan putting susu dan areola ditarik, untuk membentuk
“dot”, bila putting susu mudah ditarik, berarti lentur. Tertarik sedikit
berarti kurang lentur. Masuk kedalam, berarti putting susu terbenam.
Massage payudara selama
kehamilan tidak dianjurkan disebabkan ibu bisa mengalami kontraksi apabila ada
stimulasi pada payudara, apalagi bagi ibu hamil yang mempunyai resiko mengalami
ancaman keguguran atau lahir premature, sehingga perawatan payudara cukup
dengan sering ibu merawat kebersihan payudara, menggunakan Brach yang bersih,
putting susu selalu bersih jika putting susu kotor cukup dengan membersihkannya
saat mandi, jika sulit dibersihkan lakukan pengompresan dengan kapas yang sudah
diberi baby oil atau minyak kelapa bersih lalu bersihkan dengan air hangat atau
mandi.
Terakhir, bersihkan
payudara dan putting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar
sirkulasi drah. Setelah itu keringkan pakai handuk (Varney’s, 2007).
13.
Persiapan
Persalinan dan Kelahiran Bayi
Rencana persalinan
adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan.
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada
saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan
yang sesuai dan tepat waktu.
Ada lima komponen
penting dalam rencana persalinan :
Langkah 1 : Membuat
rencana persalinan. Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat
suatu rencana persalinan. Hal-hal dibawah ini haruslah digali dan diputuskan
dalam membuat rencana persalinan tersebut : tempat persalinan, memilih tenaga
kesehatan terlatih, bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana
transportasi ke tempat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan, dan
bagaimana cara mengumpulkan biaya tersebut, siapa yang akan menjaga keluarganya
jika ibu tidak ada.
Langkah 2 : Membuat
rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat
pengambilan keputusan tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan : siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ?, siapa yang akan
membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawatdaruratan ?
Langkah 3 :
Mempersiapkan sisem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan. Setiap keluarga
seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami
komplikasi dan perlu segera dirujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi.
Rencana ini perlu disiapkan lebih dini dalam kehamilan, dan harus terdiri dari
elemen-elemen di bawah ini : dimana ibu akan bersalin (desa, fasilitas
kesehatan, rumah sakit), bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih
lanjut jika terjadi kegawatdaruratan, bagaimana cara mencari donor darah yang
potensial.
Langkah 4 : Membuat
rencana atau pola menabung. Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung
sejumalh uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan
jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari
asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang
diperlukan.
Langkah 5 : Memperispkan
langkah yang diperlukan untuk persalinan. Seorang ibu dapat mempersiapkan
segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan
barang-barang, seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprai, dan
menyimpannya untuk persiapan persalinan.
14.
Memantau
Kesejahteraan Janin
Untuk melakukan
penilaian terhadap kesejahteraan janin dalam rahim bisa menggunakan stetoskop
laenec untuk mendengarkan denyut jantung secara manual (auskultasi). Pemantauan
kesejahteraan janin yang dapat dilakukan ibu hamil adalah dengan menggunakan
kartu “fetalmovement” (pemantauan pergerakan janin), yaitu ibu hamil mencermati
dan mencatat setiap pergerakan janin yang dirasakan.
Pemantauan gerakan janin
minimal dilakukan selama 12 jam, misalnya ibu hamil setaip merasakan gerakan
janinn mencatat dengan tanda tally pada kartu pergerakan janin, dalam 12 jam
pemantauan, contohnya dari pukul 08.00 sampai pukul 22.00. Selanjutnya
keseluruhan pergerakan janin dalam kurun waktu tersebut dijumlahkan. Batas
normal pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janinyang
dirasakan oleh ibu hamil.
15.
Ketidak
Nyamanan dan Cara Mengatasi
a.
Morning sickness (mual
dan muntah)
Morning
sicknees (mual dan muntah) biasanya dirasakan pada saat kehamilan dini.
Disebabakan oleh respon terhadap hormon dan merupakan pengaruh fisiologis.
Untuk penata laksaan khusus bisa dengan diet, namun jika vomitus uterus terjadi
maka obat-obat antimetik dapat diberikan. Untuk asuhannya berikan nasihat
tentang gizi, makan sedikit-seikit tapi sering, makan makanan padat sebelum
bangkit dari berbaring, segera melaporkannya jika gejala vomitus menetap atau
bertambah parah, serta mengingatkan pasien bahwa obat anti vomitus dapat
membuatnya mengantuk (farrer, 2001) dan (admin, 2008).
b.
Mengidam
Terjadi
setiap saat, disebabkan karena respon papilla pengecap pada hormon sedangkan
pada sebagian wanita, mungkin untuk mendapatkan perhatian. Untuk
penatalaksanaan khusus yaitu dengan nasihat dan menentramkan perasaan pasien.
Berikan asuhan dengan meyakinkan ( Tanpa khotbah) bahwa diet yang baik tidak akan
terpengaruh oleh makanan yang salah ( farrer,2001) dan ( admin, 2008 ).
c.
Nyeri ulu hati
Dirasakan
pada bulan-bulan terakhir disebabkan karena adanya progesteron serta tekanan
dari uretus. Untuk penatalaksanaan khusus biasanya dengan diet kadang-kadang pemberian
antacid. Asuhahan yang dapat dilakukan dengan memberikan nasehat tentang gizi,
makan sedikit-sedikit, minum susu, hindari makanan yang pedas, gorengan atau
minyak, tinggikan bagian tempat tidur (Farrer, 2001) dan (Admin, 2008)
d.
Konstipasi
Terjadi
pada bulan-bulan terakhir, dan disebabkan karena progesteron dan usus yang
terdesak oleh rahim yang membesar, atau bisa juga dikarnakan efek dari terapi
zat besi. Penatalaksanaan kusus yaitu dengan diet atau kadang-kadang dapat
diberikan pencahar ringan ( dengan resef dokter) asuhan yang di berikan yaitu
dengan nasihat makanan tinggi serat, buah dan sayuran eksta cairan, hindari
makanan ; dan anjurka olahraga tanpa di paksa. (Farrer, 2001) dan (Admin, 2008)
e.
Hemorrhoid
Dirasakan
pada bulan-bulan terakhir,dan disebabkan karrena progesteron serta adanya
hambatan arus balik vena. Penata laksanaan khusus dengan diet, pemberian krim
atau supositoria hemorhoid, reposisi digital, kadang opraasi jika terdapat
trombosis (kolaborasi dengan dokter). Asuhan yang dapat diberikan dengan
nasihat untuk mencegah konstipasi (farre, 2001) dan (admin, 2008).
f.
Vena varikosa
Terasa
pada bulan-bulan pertengahan hingga terakhir. Disebabkan karena pengaruh
progesteron dan venous yang terhalang, atau peningkatan volume darah dan alirannya
selama kehamailan serta adanya perubahan elaastis pembuluh darah
yangbmenyebabkan dinding vena menonjol. Atau juga diakhir kehamilan dikarenakan
tekanan kepala janinpada vera daerah panggul. Penatalaksanaan khusus dengan menggunakan
stocking elastis. Adapun asuhannya dengan memberikan nasihat untuk menghindari
berdiri atau duduk telalu lama, meninggikan tungkai jika sedang beristirahat
atau berbaring, menganjurkan penggunaan stocking elastis tapi hindari
penggunaan pakaian terlalu ketat setinggi lutut yang akan menurunkan sirkulasi
darah ke kaki, olahraga secara rutin. Dan pada saat duduk jangan menyolangkan
kaki karena akan menurunkan sirkulasi
darah ke kaki (farrer, 2011) dan (admin, 2008).
g.
Gejala pingsan
Umum
dirasakan pada kehamilan dini dan lanjut. Disebabkan karena vasodilatasi
hipotensi atau hemodilusi. Yang harus dilakukan adalah dengan menetramkan
perasaan pasien, kadang dapat diberikan suplemen zat besi, berbaring jika
terasa pening dan singkirkan sebab-sebab yang serius, seperti kelainanan jantung
ore eklamsia hipoglekimia, anemia. Asuhan yang dapat dibeikan dengan nasihat
untuk menghindari situsi yang membuat keadaan ini bertambah parah (misalnya
pasans), menjelaskan penyebabnya, menghindari interval waktu makan yang terlalu
lama, menghindari pemakaian pakaian yang terlalu ketat (farrer,2001) dan
(admin, 2008).
h.
Insomnia
Dirasakan
ketika kehamilan dini dan lanjut. Karena tekanan pada kandung kemih, pruritis,
kekhawatiran, geraka janin yang sering menendeang, kram, heartburn. Yang harus
dilakikan adalah penyelidikan dan penanganan penyebab kadang-kadanag diperlukan
preparat sedativ, dan minum susu sebelum tidur dapat membantu. Mengikatkan
kembali nasihat nasihat yang diberikan dokter, memastika bahwa cara-cara
sederhana untuk menanggulangi insomnia sperti mengubah suhu dan suasana kamar
mejadi lebih sehuj dengan mengurangi kegaduhan. Sebaiknya tidur miring ke
sebelah kiri atau kana dan beri ganjalan pada kaki, serta mandilah denagn air
hangat sebelum tidur yang akan enjadikan ibu lebih santai dan mengantuk, dan
merujukkan pasien kepada petugas psikolog jika diperlukan (farrer,2001) dan
(admin, 2008)
i.
Kram otot betis
Umum
dirasakan saat kehamilan lanjut. Untuk penyebab tidak jelas, bisa dikarenakan
iskemia transient setempat, kebutuhan akann kalsium (kadarnya rendah dalam
tubu) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf di kaki. Kalsium dan
vitamin kadang-kadang diperlukan, khasiat untuk jangan menggunakan sembarang
obat tanpa seijin dokter, perbanyak makan yang emngandung kalsium, menaikan
kaki ke atas, pengobatan simtomatik dengan kompres air hangat, masase jari ke
atas (farre, 2001) dan (admin, 2008)
j.
Buang air kecil yang
sering
Keluhan
dapat dirasakn pada saat kehamilan dini, keudian keamilan lanjut. Disebabkan
karena pogesteron dan tekakanan kandung kemih karena pembesaran rahim atau
kepala bayi yang turun ke rongga panggul yang harus dilakukan adalah dengan
menyingkirkan kemungkinan infeksi.
Berikan nasihat untuk mengurangi minum stetlah makan malam atau minimal
2 jam sebelum tidur, menghindari mium yang mengandung kafein, jangan
mengurangi kebutuhan air minum (minimal
8 gelas per hari) perbanyak disiang hari, dan lakukan senam kegel (farrer,
2001) dan (admin, 2008).
k.
Stress inkontinensia
Terasa
pada bulan-bulan terakhir dan disebabkan karena progesteron dan adanya tekanan.
Bisa diatasi dengan fisioterapi seperti peninjauan kembali setelah melahirkan.
Berikan nasihat untuk melakukan latihan dasar panggul, perhatikan juga hygiene
dan penggunaan tampon pelindung serta perawatan kulit jika dipelukan
(farrer,2001) dan (admin, 2008).
l.
Nyeri punggung
Umum
dirasakan ketika kehamilan lanjut. Di sebabkan oleh progesteron dan relaksin
(yang melunakan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta meningkatnya
beban berat yang dibawa dalam rahim. Yang harus dilakukan adalah dengan
menyingkirkan kemungkinan penyebab yang serius, fisioterapi, pemanasan pada
bagian yang sakit, analgesia, dan istirahat. Berikan nasihat untuk
memperhatikan postur tubuh ( jangan terlalu sering membungkuk dan berdiri serta
berjalan dengan punggung dan bahu yang tegak, menggunakan sepatu bertumit
rendah, hindari mengangkat benda yang berat. Memberitahukan cara-cara untuk
mengistirahatkan otot-otot punggung, menjelaskan keuntungan untuk menggunakan korset
khusus bagi ibu hamil, tidur pada kasur tipis yang dibawahnya ditaruh papan,
jika diperlukan (atau yang nyaman).
m. Bengkak
pada kaki
Dikarenakan
adanya perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. Yang harus dilakukan
adalah dengan segera berkonsultasi dengan dokter jika bengkak yang dialami pada
kelopak mata, wajah dan jari yang disertai dengan tekanan darah tinggi, sakit
kepala, pandangan kabur (tanda preeklamsia). Kurangi asupan makan yang
mengandung garam, hindari duduk dengan kaki bersilang, gunakan bangku kecil
untuk menompang kaki ketika duduk, memutar pergelangan kaki juga perlu
dilakukan.
n.
Sesak nafas
Terasa
pada saat usia kehamilan lanjut (33-36 minggu). Disebabkan oleh pembesaran
rahim yang menekankan daerah dada. Dapat diatasi dengan senam hamil (latihan
pernafasan), pegang kedua tangan diatas kepala yang akan memberi ruang bernafas
yang lebih luas.
o.
Mudah lelah
Umum
dirasakan setiap saat dan disebabkan karena perubahan emosional maupun fisik.
Yang harus dilakukan adalah dengan mencari waktu untuk beristirahat, jika
merasa lelah pada siang hari maka segera tidurlah, hindari tugas rumah tangga
yang terlalu berat, cukup mengkonsumsi kalori, zat besi dan asam folat.
16.
Kunjungan
Ulang
Kunjungan
ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antennal pertama. Kunjungan antenatal minimal empat kali selama kehamilan (1x
trimester pertama, 1x trimester kedua, 2x trimester ketiga). Tujuan kunjungan
ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi, mempersiapkan kehamilan, dan
kegawat daruratan.
Jadwal kunjungan
ulang sebaiknya:
a.
Sampai dengan 28 mg
usia kehamilan, setiap 4 mg.
b.
Antara 28-36 mg usia
kehamilan, setiap 2 mg.
c.
Antara 36 mg sampai
kelahiran, setiap mg.
Isi kunjungan
ulang yang harus dilakukan adalah :
a.
Riwayat kehamilan
sekarang
1)
Gerakan janin
2)
Setiap masalah atau
tanda-tanda bahaya
3)
Keluhan-keluhan lazim
alam kehamilan
4)
Kekhawatiran-kekhawatiran
lain
b.
Pemeriksaan fisik
1)
Berat badan
2)
Tekanan darah
3)
Pemeriksaan ekstremitas
bawah (oedema, refleks tendon, varicosities dan tanda human)
4)
Pengukuran tinggi
fundus uteri (setelah 12 minggu dengan palpasi, setelah 22 minggu dengan pita
ukuran)
5)
Maneuver Leopold untuk
mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu)
6)
Djj (setelah 18 minggu)
Penelitian
membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan cara yang
efektif untuk mendeteksi preeklampsi. Penenlitian juga membuktikan bahwa
perkembangan bayi dapat dimonitor dengan menggunakan pengukuran tinggi pundus.
c.
Pemeriksaan
laboratorium
Protein
urin. Hasil penelitian menunjukan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan
cara efektif mendeteksi preeklampsi.
d.
Pemeriksaan panggul
1)
Lakukan pelvimetri
klinis pada akhir trimester 3 jika panggul perlu dievalasi kembali
2)
Lakukan pemeriksaan
vagina jika ada indikasi/ibu memiliki tanda-tanda kurang bulan
17.
Pekerjaan
Seorang
wanita hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari asal hal tersebut tidak
memberikan gangguan rasa tidak enak.
a.
Pekerjaan rumah tangga
1)
Pekerjaan rutin dapat
dilaksanakan
2)
Bekerjalah sesuai kemampuan
3)
Makin dikurangi dengan
semakin tua kehamilan
b.
Wanita pekerja di luar
rumah
1)
Wanita hamil boleh
bekerja, tapi jangan terlalu berat
2)
Istirahatlah sebanyak
mungkin
3)
Menurut UU perburuhan,
wanita hamil berhak mendapat cuti hamil selama 3 bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum
bersalin dan 1,5 bulan sesudah bersalin
4)
Selama hamil perhatikan
hal-hal yang dapat membahayakan kandungan dan segera memeriksakan diri
5)
Pada minggu-minggu
terakhir kehamilan, berutahukan tanda-tanda permulaan persalinan
18.
Tanda
Bahaya Dalam Kehamilan
a.
Perdarahan vagina
Pada
awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak,
atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET, molahidatidosa). Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak/sedikit,
nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
b.
Sakit kepala yang hebat
Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat,
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur
atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklampsia.
c.
Perubahan visual secara
tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
Masalah
visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang.
d.
Nyeri abdomen yang
hebat
Nyeri
yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa
berarti appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
e.
Bengkak pada muka dan
tangan
Bengkak
bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini dapat merupakan tanda, anemia, gagal jantung, preeklampsia.
f.
Bayi kurang bergerak
seperti biasa
Ibu
mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah.
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih muda terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas bahwa, Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan tubuhnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel.
Personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan fisik
pada ibu hamil yang harus terpenuhi. Yang meliputi personal hygiene pada ibu
hamil dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan payudara,
kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebesihan kuku tangan dan kaki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah body image, praktik
sosial, status sosial ekonomi, pengetahuan, kebiasaan dan kondisi fisik.
Sedangkan dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah dampak
fisik dan psikososial.
Bumil yang cukup makannya akan mendapat kenaikan berat badan yang cukup
baik. Dan asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh obu hamil sangat berpengaruh pada
keadaan janin yang berada didalam perut sang ibu.
B.
Saran
Agar pembaca dapat mengetahui tentang kebutuhan fisik ibu hamil trimester
I, II, III (oksigen, nutrisi, personal hygiene dll). Pembaca juga dapat
terinspirasi untuk meneliti dari sumber-sumber pemanfaatan yang lain yang
dibutuhkan oleh ibu dan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Martini, Fairus
dan Prasetyowati. 2004. Gizi dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta. Dian Rakyat
Christianasari,
Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta. Nuha Medika.
I Dewa Nyoman
Supariyasa, dkk. 2002. Penelitian Status Gizi. Jakarta : ECG
Yulaicha, Lily.
2009. Seri Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Jakarta : EGC
Comments
Post a Comment