PELAYANAN BIDAN DI KOMUNITAS



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seorang bidan dapat saja d tempatkan dimana saja sesuai dengan tempat – tempat yang membutuhkannya. Bidan dapat di tempatkan pada pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, mendirikan Praktek sendiri, di Komunitas ( atau yang lebih di kenal Bidan desa). Oleh sebab itu seorang bidan harus dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan dan lingkungan sekitarnya.
Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional (Kongres ICM). Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan “untuk mewujudkan keluarga yang sehat sejahtera sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal”. Hal ini sesuai dengan visi Indonesia Sehat 2010. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan dimasyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Didalam kesehatan keluarga, kesehatan ibu mencakup kesehatan masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa diluar kehamilan (masa interval).
Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya kesehatan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, balita, pra sekolah dan sekolah.
Peningkatan kesehatan keluarga dapat mewujudkan lingkungan keluarga yang sehat, selanjutnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Wujud dari kesehatan keluarga dan komunitas merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang berupa kesehatan untuk semua.
Oleh sebab itu banyaknya peran bidan dalam masyarakat membuat bidan haru dapat berbicara dan mendekatkan diri pada masyarakat, serta mampu melakukan tindakan untuk dapat membantu mastarakat serta dapat di terima oleh masyarakat.

B.       Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui konsep kebidanan komunitas
2.      Untuk mengetahui issue kebidanan di komunitas
3.      Untuk mengetahui visi misi Indonesia sehat
4.      Untuk mengetahui








BAB II
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS


A.      Konsep Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
1.         Pengertian/ Definisi
Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan  berasal dari kata bidan“. Menurut kesepakatan antara ICM; IFGO dan WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah “seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh Pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktek kebidanan” (Syahlan, 1996 : 11).
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri” (50 Tahun IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diembankan sangat mulia dan juga selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggungjawab yang bekerja sebagai mitra prempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum, melakukan pertolongan persalinan di bawahtanggung jwabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.
Kebidanan (Midwifery)  mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12). Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf  kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).




2.         Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidan sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu disebut bidan komunitas (community midwife) (Syahlan, 1996 : 12). Di Indonesia istilah “bidan komunitas”  tidak lazim digunakan sebagai panggilan bagi bidan yang bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di Indonesia seorang bidan yang bekerja di masyarakat termasuk bidan desa dikenal sebagai bidan komunitas.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C (PPB C) dan Diploma III Kebidanan. PPB-A,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan Akademi Perawat. PPB-C, lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Diploma III Kebidanan : lama pendidikan 3 tahun, berasal dari lulusan SMU, SPK maupun PPB-A  mulai tahun 1996. Kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas disiapkan sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan pelayanan kepada ibu dan anak balita di masyarakat terutama di desa. Disamping itu Departemen Kesehatan melatih para bidan yang telah dan akan bekerja untuk memperkenalkan kondisi dan masalah kesehatan serta penanggulangannya di desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak balita. Mereka juga mendapat kesempatan dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi seperti IBI. Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, puskesmas pembantu; dilihat dari tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. (Syahlan, 1996 : 13)



3.         Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran Utama
Menurut ( Syahlan, 1996 : 16 ) Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 : 16 )
Ibu         :   pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
Anak      :   meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah dan sekolah.
Keluarga :  pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok usila (gangrep).
Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk, 2009 : 9).

4.         Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
5.         Bekerja di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
a.        Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
b.        Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1)      Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2)      Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval dalam keluarga.
3)      Pertolongan persalinan di rumah.
4)      Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di keluarga.
5)      Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6)      Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
7)      Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c.         Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
d.        Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan tindakan.
e.         Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
f.         Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
g.        Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
h.        Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.

6.         Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS,  Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing – masing,    selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.

B.         ISUSE KEBIDANAN DI KOMUNITAS
1.      Kematian Ibu dan bayi
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan,atau dalam 42  minggu hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya,tetapi bukan karena kecelakaan ( WHO-SEARO,1998)
            Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin(Bulin)/tahun=5 juta.
            Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin,yakni
No.
Penyebab kematian ibu
Jumlah(presentasi)
1
2
3
4
5
6
Perdarahan
Eklampsi
Infeksi
aborsi yang tidak aman
trauma obstetric
lain-lain
28%
24%
11%
5%
3 %
11%

Perdarahan  28%,eklampsi 24%, infeksi 11%, aborsi yang tidak aman 5% persalinan lama, trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu terbesar adalah [erdarahan  dan eklampsi , kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan yang ada. Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi baik politis maupun teknis,sehingga teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan secara sempurna di tingkat Masyarakat.. pada saat kesehatan didekatkan  ke masyarakat belum tentu masyarakat memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan  dan peranan wanita ,social budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya “tiga terlambat empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru,hambatan membuat keputusan,terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanann  kesehatan yang peka terhadap kebutuan perempuan.( Anonim,1998)
            Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan,kematian bayi baru lahir
No
Penyebab kematian Bayi
Jumlah
1.
2
3
4
5
6
7
8
Asfiksia
BBLR
Tetanus
Malnutrisi
Diare
Pneumonia
Campak
Malaria
27%
210%
4%
54%
19%
19%
7%,
5%.

Disebabkan  asfiksia 27%,BBLR 24%,tetanus 10%,sisanya infeksi,pendarahan dan masalah asupan. Kematian anak ,masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit,yaitu diare 19%,pneumonia 19%,campak 7%,malaria 5%.
            Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah menurunkanangka kematian  bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup . demikian pula,prevalensi gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur harapan hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut  telah disiapkan  Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni
1.        Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
2.        Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan berkualitas
3.        Meningkatkan surveilence
4.        Meningkatkan  pembiayaan dibidang kesehatann.
Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat penting tidak saja bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi mereka,tapi juga dalam mengatasi masalah ekonomi,social dan tantangan pembangunan( Pesan Kunci Hari Kesehatan Dunia,2005)
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-norma dan hirarki sosial
Masih banyaknya masyarakat yang masih mempercayai dukun sebagai penolong persalinannya.
Dengan adanya kepercayaan tersebut,bagaimana bidan dapat mendekati dukun untuk melakukan mitra antara bidan dan dukun
Struktur kelebagaan
-
-
Faktor Ekonomi
Banyaknya masyarakat yang berpikir bahwa melahirkan pada Yankes membutuhkan biaya yang banyak,karenabanyak masyarakat yang masih memiliki kemampuan ekonomi nya yang rendah.
Kebijakan pemerintah yang khususnya dalam bidang kesehatan,telah banyak mengeluarkan kebijakan tentang kesehatan gratis,yang diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan bayinya pada pelayanan kesehatan yang terbaik
Faktor politik
Masih banyak kepentingan politik yang  berasakan kepentingan kelompok sehinga bantuan yang diperuntukan bagi penurunan angka kematian ibu dan bayi diselewengkan kearah sebuah kekuassan sehingga dana tersebut tidak tepat sasaran,,,dan berujung pada kepentingan Nepotisme
Dengan adanya kekuatan politik,dapat diadakan kerjasama lintas sector,dimana masyarakat khususnya ibu dan bayinya dapat menerima nasihat dari pemerintahan yang dianggap sebagai panutannya.
Parameter Hukum
-
-
Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
            -
-

2.      Kehamilan Remaja
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan  tiga hal
a.       Kesiapan fisik secara umum seorang perempuan yang disebut siap secara fisik,jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya,yaitu sekitar 20 tahun ,ketika tubuhnya yaitu sekitar 20 tahun,ketika tubuhnya berhenti tumbuh,sehingga usia 20 tahun bias dijadikan pedoman keiapan fisik.
b.      Kesiapan mental/emosi psikis,adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa relah ingin mempunyai anak merasa telah siap menjadi orag tua termaksud mengasuh dan mendidik anak.
c.       Kesiapan ekonomi social ,secara ideal jika seorang bayi dilahirkn maka ia akan membutuhkan tidak hanya kasih saying orang tuannya , tetapi juga sarana  yang membuat bayinya  bias tumbuh dan berkembang.

Beberapa, salah yang dapat timbul pada kehamilan remaja(usia dibawah 20 tahun.
a.          Pada umumnya ibu muda(remaja) kurang memperhatikan kehamilannya,termaksud control kehamilan . ini berdampak pada meningkatnya resiko kehamilan
b.          Ibu muda(remaja)pada waktu hamil sering mengalami ketidak aturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kejangan yang berakibat pada kematian
c.          Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda seringkali berkaitan dengan munculnya kanker mulut rahim.
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Adanya masyarakat yang terlalu kental dengan adat untuk menikahkan anak gadisnya di usia muda tanpa memperhatikan hak reproduksi dalam mempersiapkan kehamilannya
Dengan adanya adat atau sutu norma yang dapat dipatuhi  yang berasaskan dengan memperhatikan kesehatan reproduksi para remaja.
Struktur kelembagaan


Faktor Ekonomi
Dengan tidak adanya kesiapan Ekonomi yang baik bagi ibu,akan menyebabkan ketidak siapan bayi dalam memenuhi kebutuhan bayinya
Dengan adanya ekonomi yang baik,masyarakat khususnya perempuan dapat menempuh pendidikan yang tinggi untuk menambah pengetahuan,agar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Faktor politik
-
Suatu kebijakan pemerintah dapat memberikan penyuluhan uuntuk bagaimana masyarakat dapat khususnya perempuan dapat meyiapka kehamilannya dengan matang melalui program BKKBN misalnya.
Parameter Hukum
-
-
Training


Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM



3.      Unsafe Abortion
Menrut Fast about abortion: info kit on womwns health,institute for social study and action,Maret 1991,dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya ovum yang telah dibuahi dalam rahim,sebel usia janin berusia  mencapai 20 minggu.
Di Indonesia  belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Prof.JS.Badudu dan Prof.Sutan Muhammad Zain 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak  mengiginkan bakal bayi yang ia kandung.
Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman adalah (unsafe abortion adalah penghentian kehamilan yan dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan saran yang tidak memadai ,sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahakan kematian. Banyaknya kematian  akibat aborsi yang tidak aman tentu sangat memprihatinkan.
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Dengan minimnya norma yag dimiliki oleh sipelaku,khususnya kehamilan di luar nikah yang membuat pelaku melakuakan aborsi yang tidak amankarena malu terhadap lingkungannya.
Dengan adanya norma agama yang diajarkan  sedini mungkin pada masyarakat  tidak dian segan melakukan hal-hal yangtentunya masyrrakat
Struktur kelembagaan
-
-
Faktor Ekonomi
Karena adanya kelemahan pada ekonomi,dan factor kemisinan yang mebuat ibu mengugurkan kandungannya secara tidak aman dan mengambil alternative ke dukun karena merasa biaya nya lebihngkan ke dokter.
Dengan adanya kesiapan ekonomi yang memadai ,seorang ibu akan siap dalam hal menyiapkan kehamilannya hingga kelahiran anaknya tersebut,hingga tidak akan terjadinya aborsi yang tidak aman -
Faktor politik
-
-
Parameter Hukum
Lemahnya hukum di Indonesia yang mengatasi permasalahan aborsi yang tidak aman di Indonesia,tidak ada sanksi tegas untuk menindaki pelaku hal tersebut
Bila ada sanksi tegas untuk per-UU hukum di Indonesia yang melarang pelegalan aborsi yang tidak aman
Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
-
-

4.      Bayi berat lahir rendah (BBLR)
Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Diperkirakan,kejadian  BBLR di Indonesia berkisar antara 14-17% dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan pertubuhan janin yang sesuai dengan masa gestasi(umur kehamilan yang normal). Umumnya bayi yang normal berat badannya mencapai 2500 gram pada usia kehamilan sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal sendiri berkisar antara 38-42 minggu.
            BBLR bias dibagi menjadi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLR), yaitu dengan  berat lahir 1000-1500 gram dan Bayi Berat Amat Sangat Rendah(BBLASR), yaitu dengan berat kurang 1000 gram.
            Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil
a.       Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
b.      Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg perbulan ,ibunperlu segera meminta pertolongan ke puskesmas
c.       Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur  setiap hari 1 tablet, minimum 90 tablet

d.      Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih awal
e.       Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.

Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Banyak Mitos-mitos di masyarakat yang membuat pelarangan  konsumsi makan-makanan yang sebenarnya bergizi bagi untuk ibu dan bagi perkembangan janin namun di tetap di aplikasikan tanpa alas an ilmiah sehingga ibu kekurangan makanan yang banyak mengandung gizi untuk dirinya dan bayinya
Dengan Sosekbud yang ada harusnya masyarakat dapat memilah yang mana mitos yang ditinggalkan oleh nenek moyang yang dapat berguna bagi masyarakat khususnya ibu hamil dan yang mana yang bukan hal yang dapat merugikan ibu hamil,sehingga perkebangan janinnya dapat berkembang secara normal
Struktur kelembagaan
-
Adanya program garatis kunjungan wajib selama ANC dari pemerintah
Faktor Ekonomi
.dengan Ekonomi yang pas-pasan terkadang ibu hamil tidak dapat memenuhi kandungan gizi dan bayinya.
-
Faktor politik
-
-
Parameter Hukum


Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
-
-

5.      Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan ditulari melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS juga  diartikan sebagai penyakit kelamin . harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan menyerang mata,mulut,saluran penceraanaan ,hati,otak dan organ tubuh lainnya contohnya: HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan  melalui hubungan seksual ,tetapi keuanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.
            Pada umumnya PMS membahayakan organ-organ reproduksi,pada wanita, PMS menghancurkan  dinding vagina atau leher rahim,biasanya tanpa tanda-tanda  infeksi.
Ada beberpa akibat negative yang dapat ditimbulkan PMS yaitu
1.        Kemandulan
2.        Keguguran
3.        Kanker rahim
4.        Merusak penglihatan,otak dan hati
5.        Menular kepada bayi,melalui air susu ibu
6.        Rentan terhadap penyakit AIDS dan hepatitis B

 Ada beberpa jenis PMS ,tetapi yang paling umum dan yang paling penting untuk diperhaitikan adalah
1.        Gonorea; menyebabkan kemandulan
2.        Klamidia; menyebabkan kemandulan
3.        Herpes kelamin;menyebabkan gejalah yang biasa muncul dan hilang seumur hidup
4.        Sifilis; menyebabbkan kerusakan erat pada klamin jika tidak diobati
5.        Hepatitis B menyebabkan kerusakan pada hati.
6.        HIV/AIDS menghancurkan system kekebalan tubuh bahkan meninggal
Solusi sementara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah penyuluhan kesehatan terutama tentang PMS,oleh Bidan Komunitas dapat dilakukan test darah dan pemeriksaan kesehatan terutama pada wanita dan remaja ,dengan tujuan masyarakat sadar akan akibat yang diderita jika sudah menderita PMS.

C.      Visi Misi Indonesia Sehat 2010
1.        Visi Indonesia Sehat 2010
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah RI.
2.        Misi Indonesia Sehat 2010
1)        Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2)        Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3)        Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4)        Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya. ((Meilani, dkk, 2009 : 15)










BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan salah satu tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang didalamnya termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan. Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan peran dan fungsi bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %, penanganan komplikasi obstetri 12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %, pelayanan antenatal, post natal dan neonatal menjadi 90 %.



DAFTAR PUSTAKA


Depkes RI ,2011.Pendekatan Edukatif suatu alternatif pendekatan dalam membangun masyarakat. Jakarta.
Depkes RI ,2008.Bidan dimasyarakat,Jakarta.
Pengurus Pusat IBI,2010.Etika dan Kode Etik Kebidanan.Jakarta
Safrudin dan Hamidah.2010.Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC.

Comments