SAP TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Materi
|
:
|
Kesehatan ibu
hamil
|
Waktu
|
:
|
Sabtu, 15 Maret
2014, 2x45 menit
|
Tempat
|
:
|
Poltekes Yapkesbi
Sukabumi
|
Sasaran
|
:
|
Mahasiswa D3
Kebidanan
|
Pokok bahasan
|
:
|
Tanda Bahaya
Kehamilan
|
Sub Pokok bahasan
|
:
|
Tanda-tanda
Bahaya Kehamilan
|
Tujuan Umum
|
:
|
Mahasiswa mampu
memahami Tanda Bahaya Kehamilan
|
Tujuan Khusus
|
:
|
Setelah mengikuti
pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu :
-
Pengertian
tanda bahaya kehamilan
-
Faktor
risiko tinggi kehamilan
-
Tanda-tanda
bahaya pada kehamilan
-
Sikap
yang harus dilakukan oleh ibu/keluarga
-
Cara
mencegah atau mengantisipasi
|
Metode pembeajaran
|
:
|
Ceramah, diskusi,
Tanya jawab
|
Media pembelajaran
|
:
|
in focus, buku,
papan tulis
|
Referensi
|
:
|
Srwono prawihardo
ilmu kesehatan
|
Materi Pembelajaran
|
:
|
Terlampir
|
Kegiatan pembelajaran :
Tahapan Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan Pentuluhan
|
|
Pengajar
|
Peserta belajar
|
||
Kegiatan
pendahuluan
|
15
menit
|
1.
Mempuka pelajaran dengan salam
|
1.
Menjawab salam
|
2.
Melakukan apersepsi tentang imunisasi
|
2.
Menanggapi
|
||
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
3.
Memperhatikan
|
||
Kegiatan
inti
|
45menit
|
1. Pengertian
tanda bahaya kehamilan
2. Faktor
risiko tinggi kehamilan
3. Tanda-tanda
bahaya pada kehamilan
4. Sikap
yang harus dilakukan oleh ibu/keluarga
5. Cara
mencegah atau mengantisipasi
|
1.
Memperhatikan
2.
Memperhatikan
3.
Memperhatikan
4.
Memperhatikan
5.
Memperhatikan
|
Kegiatan
penutup
|
30
menit
|
1.
Memberikan kesempatan kepada peserta
belajar untuk bertanya
|
1.
Menanggapi, menanyakan hal yang belum jelas
|
2.
Menyimpulkan materi pembelajaran
|
2.
Memperhatikan
|
||
3.
Melakukan evaluasi secara lisan
|
3.
Menjawab
|
||
4.
Menutup pertemuan dengan mengucap salam
|
4.
Menjawab salam
|
MATERI PENYULUHAN
TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN
A. PENGERTIAN
Tanda
bahaya kehamilan adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu
dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dapat terjadi kapan saja. Mungkin ketika kehamilan masih muda,
mungkin juga pada kehamilan lanjut. Tidak jarang pada saat-saat menjelang
persalinan. Tanda bahaya dalam kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil
dan anak yang dikandungnya sehat dan selamat.
Kehamilan risiko tinggi adalah
kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas.
Kehamilan usia dini juga
memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa
muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara
emosional ketika si ibu mengandung bayinya. (Ubaydillah, 2000).
B. FAKTOR RISIKO TINGGI
KEHAMILAN
1.
Ibu
dengan tinggi badan kurang dari 140 cm (karena
ibu mempunyai panggul sempit, sehingga sulit melahirkan)
2.
Bentuk
pinggul ibu yang tidak normal
3.
Badan
ibu kurus, lemah, dan pucat jumlah anak lebih dari 4 orang (karena makin banyak anak, rahim ibu makin lemah)
4.
Jarak
anak kurang dari 2 tahun (karena pada keadaan
tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih kembali dengan baik)
5.
Umur
ibu kurang dari 20 tahun (karena rahim dan panggul
ibu belum berkembang) dan
lebih dari 35 tahun (karena kesehatan dan
keadaan rahim sudah tidak sebaik umur sebelumnya)
6.
Adanya
kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu
7.
Sering
terjadi keguguran sebelumnya
8.
Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, dan obat-obatan)
Merokok berbahaya bagi
ibu dan janin yang dikandungnya. Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama
hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang
merokok juga lebih rentan mengalami:
-
Komplikasi plasenta
-
Ketubah pecah sebelum waktunya
-
Persalinan premature
-
Infeksi rahim.
Merokok selama hamil
juga bisa menyebabkan:
-
Meningkatnya resiko terjadinya sindroma kematian
bayi mendadak.
-
Anak akan mengalami
gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan
intelektual, dan
perilaku. Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan
berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang
pelepasan hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke
plasenta dan rahim).
Mengkonsumsi alkohol
selama hamil bisa menyebabkan:
-
Keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
-
Kelainan wajah
-
Mikrosefalus (ukuran
kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan otak yang
dibawah normal.
-
Kelainan perkembangan perilaku.
Wanita yang menggunakan
obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
Anemia
Bakteremia
Endokarditis
Abses
kulit
Hepatitis
Flebitis
Pneumonia
Tetanus
Penyakit menular
seksual (termasuk AIDS).
C. TANDA-TANDA
BAHAYA PADA KEHAMILAN
1.
Perdarahan pervaginam
Setiap perdarahan
keluar dari lubang vagina pada ibu hamil setelah 28 minggu disebut perdarahan
antepartum. Perdarahan antepartum harus mendapat perhatian penuh, karena
merupakan tanda bahaya yang mengancam nyawa ibu dan atau janinnya. Perdarahan
dapat keluar sedikit-sedikit tetapi terus menerus, lama-lama ibu menderita
anemia berat. Perdarahan dapat juga keluar sekaligus banyak yang menyebabkan
ibu syok, lemas/nadi kecil, dan tekanan darah menurun.
Perdarahan
pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda bahaya adalah
perdarahan yang banyak, berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak selalu
disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta previa atau
absruptio plasenta.
Perdarahan
antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa dan
abruptio plasenta. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi
pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian
atau seluruh permukaan jalan lahir. Abruptio plasenta adalah suatu keadaan dimana
plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
1.
Demam yang tinggi
Penyakit
yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius) pada trimester
pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan
sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya persalinan prematur
2.
Sakit
kepala yang hebat
Sakit kepala biasa
terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal
dalam kehamilan. Sakit kepala ini bisa terjadi apabila ibu kurang istirahat,
kecapean, atau menderitan tekanan darah tinggi. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau
berbayang. Assesmen yang mungkin adalah gejala preeklampsi
3.
Penglihatan
kabur
Karena pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan
ringan adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam jiwa ibu adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur
atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala
yang hebat. Assesmen yang
mungkin adalah gejala dari preeklampsia.
Pada preeklampsia
tampak pembengkakan pada retina, penyempitan setempat atau menyeluruh apda satu
atau beberapa arteri, jarang terlihat perdarahan atau eksudat. Retinopalatia
arterioskerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun. Keadaan tersebut
tak tampak pada pre eklampsia keculai bila terjadi atas dasar hipertensi
menahun atau penyakit ginjal. Spasmus arteri retina yang nyata menunjukkan adanya preeklampsia walaupun demikian
vasospasmus ringan tidak selalu menunnjukkan pre eklampsia ringan.
Pada preeklamsia jarang
terjadi ablasio retina.
Keadaan ini disertai dengan buta sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan
oleh edema intraokuler dan merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan
segera. Biasanya setelah persalinan berakhir, retina melekat kembali dalam 2
hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan secara tetap jarang ditemukan.
4.
Bengkak
di wajah dan jari tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dan dari kenaikan berat
badan serta pembengkakan kaki, hari tangan, dan muka.
Bengkak bisa
menunjukkan adanya masalah yang serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain. Asessmen
yang mungkin adalah gejala dari anemia, gagal jantung, atau preeklampsia.
5.
Keluar
cairan pervaginam
Pecahnya selaput
janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya karena dapat menyebabkan
terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga dapat
diikuti dengan keluarnya bagian kecil janin seperti tali pusat, tangan, atau
kaki. Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada pengeluaran
cairan apalagi bila belum cukup bulan harus segera datang ke rumah sakit dengan
fasilitas memadai. Assesmen yang mungkin adalah Ketuban Pecah Dini (KPD).
Diagnosis ketuban pecah dini didasarkan pada
riwayat hilangnya cairan vagina dan pemastian adanya cairan amnion dalam
vagina. Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri
berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
khorioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal, dan penyebabkan infeksi pada ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena
kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh karena
kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya
infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Pemerikasaan spekulum vagina yang steril
harus dilakukan untuk memastikan diagnosis, untuk menilai dilatasi dan panjang
servik, dan jika pasien kurang bulan, untuk memperoleh biakan servikal dan
contoh cairan amnion untuk uji kematangan paru-paru. Selain itu pemastian
diagnosis KPD dapat dilakukan dengan:
-
Menguji
cairan dengan kertas lakmus (nitrazine) yang akan berubah biru bila terdapat
cairan amnion alkalin
-
Melihat
dengan menggunakan mikroskop dengan menempatkan contoh bahan pada suatu kaca
objek kemudian dikeringkan di udara dan diperiksa di bawah mikroskop untuk
mencari ada tidaknya gambaran seperti pakis.
Penanganan ketuban
pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi
ibu dan janin, dan adanya tanda-tanda persalinan.
6.
Gerakan
janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan
gerakan janinnya selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan
gerakan janinnya lebih awal. Jika janin tidur gerakannya akan melemah. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan janin akan
lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Yang termasuk tanda bahaya adalah
bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Assesmen yang
mungkin adalah kematian janin dalam rahim
Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah
kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan.
Ini menyebabkan komplikasi pada sekitar 1 % kehamilan. Penyebab yang berakitan
antara lain komplikasi plasenta dan tali pusat, penyakit hipertensi, komplikasi
medis, anomali bawaan,infeksi dalam rahim dan lain-lain. Kematian janin harus
dicurigai bila ibu hamil mengeluh tidak terasa gerakan janin, perut terasa
mengecil, dan payudara mengecil. Selain itu dari hasil pemeriksaan DJJ tidak
terdengar sementara uji kehamilan masih tetap positif karena plasenta dapat
terus menghasilkan hCG.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan
kematian janin dalam rahim yaitu janin mati terlalu lama dalam
menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya yang terjadi berupa gangguan pembekuan
darah, disebabkan oleh zat-zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam
darah ibu.
Sekitar 80% pasien akan mengalami permulaan
persalinan yang spontan dalam 2 sampai 3 minggu kematian janin. Namun apabila
wanita gagal bersalin secara spontan akian dilakukan induksi persalinan.
7.
Nyeri
perut yang hebat
Nyeri perut yang
hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan. Apabila perut ibu terasa
sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sedikit saja
dan terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam. Ini
menandakan terjadinya solusio placenta
Nyeri perut yang hebat normal terjadi pada
akhir kehamilan akibat dari kontraksi dari rahim ibu yang akan mengeluarkan isi
dalam kandungan atau bayi. Jadi harus dapat dibedakan apakah nyeri perut
tersebut disebabkan karena ibu
kan melahirkan atau terjadi abrupsio plasenta.
Bahaya Yang Dapat
Ditimbulkan Dari Hal-Hal Di Atas
-
Bayi lahir belum cukup
bulan.
-
Bayi lahir dengan berat
kahir rendah (BBLR).
-
Keguguran (abortus).
-
Persalinan tidak lancar /
macet.
-
Perdarahan sebelum dan
sesudah persalinan.
-
Janin mati dalam kandungan.
-
Ibu hamil / bersalin
meninggal dunia.
-
Keracunan
kehamilan/kejang-kejang.
D.
SIKAP YANG HARUS DILAKUKAN OLEH IBU/KELUARGA
1.
Jangan
panik
2.
Mencari
dan mempersiapkan transportasi
3.
Segera
bawa ibu ke tempat bidan, puskesmas, RS, atau pelayanan kesehatan yang lain
E. CARA
MENCEGAH ATAU MENGANTISIPASI
Kehamilan risiko tinggi
dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari
faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi. Jadi
semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada
beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah
kemudian.
Sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk
melakukan:
1.
ANC
secara rutin
2.
Mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang seperti : sayuran hijau, lauk, buah, susu hamil /
susu kedelai / kacang hijau
3.
Istirahat
cukup
4.
Olahraga
ringan misalnya: jalan-jalan
5.
Dukungan
dari keluarga
6.
Hindari
stres dengan tidak berpikir berat
7.
Jangan
melakukan pekerjaan yang terlalu bErat atau beresiko dan jangan capek
8.
Bila
timbul keluhan yang meresahkan, segera pergi ke tenaga kesehatan atau tempat
pelayanan kesehatan
9.
Bila ditemukan kelainan
risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
10. Hindari
rokok, alkohol, dll
Anjuran Mencegah
Kehamilan Risiko Tinggi
1.
Usia hamil tidak kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2.
Rencanakan jumlah anak 2
orang saja.
3.
Hindari jarak kehamilan
terlalu dekat atau terlalu jauh.
4.
Memeriksa kehamilan
secara teratur kepada tenaga kesehatan.
5.
Menggunakan alat
kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
6.
Melahirkan dengan pertolongan tenaga kesehatan.
SUMBER
http://sirwandasugiarto.blogspot.com/2011/12/kumpulan-sap_2497.html
Comments
Post a Comment