LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP (LIL)
a.
Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan
tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua
jenis kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan pasif
adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu
sendiri. Contohnya kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan
yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan
dimetabolisme oleh tubuh. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh
tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti imunisasi, atau terpajan
secara alamiah.
Imunisasi
adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit.Vaksin adalah antigen yang bersifat aktif maupun nonaktif yang berasal
dari mikroorganisme atau racun yang dilemahkan atau yang dimasukan kedalam
tubuh baik melalui mulut atau suntikan untuk membentu kkekebalan aktif. Imunisasi dibedakan menjadi dua yaitu
imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian antigen
(kuman), atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Imunisasi pasif adalah
penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga antibodi dalam tubuh meningkat.
Respon imun adalah respon tubuh berupa suatu urutan kejadian yang komplek
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antigen tersebut. Ada dua macam pertahanan
tubuh yaitu 1) mekanisme pertahanan nonspesifik disebut juga komponen
nonadaptif atau innite artinya tidak ditujukan hanya untuk satu macam
antigen, tetapi untuk berbagia macam antigen. 2) mekanisme pertahanan tubuh
spesifik atau komponen adaptif ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen.
Repon imun
terhadap antigen terdiri atas dua macam yaitu respon imun primer dan respon
imun sekunder. Respon imun primer adalah respon imun yang terjadi pada pajanan
pertama kalinya dengan antigen. Imun yang terbentuknya yaitu IgM dan IgG dengan
titer yang rendah dibandingkan dengan respon imun sekunder. Pada imunisasi, respon
imun inilah yang kelak diharapkan akan memberi respon adekuat bila terpajan
pada antigen yang serupa.
Keberhasilan imunisasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu status imun
pejamu, faktor genetik pejamu serta kualitas dan kuantitas vaksin.
b.
Manfaat imunisasi
Seperti diketahui, usia anak – anak merupakan masa rawan terserang penyakit
karena daya tahan tubuhnya belum kuat. Dengan pemberian imunisasi dasar secara
lengkap terjadinya penyakit terhadap bayi bisa dihindari, itulah salah satu
manfaat dari imunisasi. Selain itu ada beberapa manfaat imunisasi yang lain
yaitu:
1)
Dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian
2)
Upaya pencegahan yang sangat
efektif terhadap timbulnya penyakit
3)
Untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada diri seseorang atau sekelompok masyarakat
4)
Mencegah penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian
5)
Untuk memberikan kekebalan
pada bayi untuk mencegah penyakit dan kematian bayi
6)
Untuk meningkatkan derajat
kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara
c.
Macam-macam Lima Imunisasi Lengkap
1)
Imunisasi BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) mengandung kuman TBC yang masih hidup
tapi sudah dilemahkan. Vaksin ini ditemukan oleh Dokter Albet Calmette dan
seorang peneliti bernama cameli Guerin pada 4 april 1927. penelitian untuk
menemukan vaksi BCG dimulai sejak tahun 1906, ketia guerin menemukan bahwa
ketahanan terhadap penyakit TBC berkaitan dengan virus tuberkulosis bacilius yang
hidup di dalam darah. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mnimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC ). Pemberian imunisasi
BCG diberikan hanya sekali sebelum bayi berumur 2 bulan. Dosis untik imunisasi
BCG yaitu 0.05 ml secara IC, dan diberikan satu kali.
2)
Imunisasi DPT
DPT adalah kepanjangan dari Difteri, Pertusis, Tetenus. Imunisasi DPT
diberikan kepada bayi bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu
yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) , tetanus. Di
indonesia imunisasi terhadap tiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga jenis
kemsan yaitu, dalam bentuk kmasan tunggal khusus bagi tetenus dalam bentuk kombinasi
DT (difteria dan tetenus), dan kombinasi DPT (dikenal sebagai vaksin tripel).
Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak tiga kali yaitu DPT1, DPT2
dan DPT3 DPT adalah kepnjangan dari Difteri, Pertusis, Tetenus. Imunisasi DPT
diberikan kepada bayi bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu
yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) , tetanus. Di
indonesia imunisasi terhadap tiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga jenis
kemasan yaitu, dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetenus dalam bentuk
kombinasi DT (difteria dan tetenus ), dan kombinasi DPT (dikenal sebagai vaksin
tripel). Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak tiga kali yaitu DPT1,
DPT2 dan DPT3. dosis
untuk imunisasi DPT 0,5 ml secara IM.
3)
Imunisasi Polio
Imunisasi polio diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
polliomietisis. Vaksin polio memberikan kekebal hingga 90% terhadap serangan penyakit
polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio diberika melalui dua
cara, yaitu lewat suntikan (inaevantet poliomyelitis vaceme) dan melalui mulut
(oral poliomyelitis vaccine). Imunisasi polio dibeikan secara oral 2 tetes sebanyak 4 kali pemberian
dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
4)
Imunisasi Campak
Imunisasi campak diberikan untuk menapatkan kekebalan terhadap penyakit
campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus hidup telah dileahkan. IDAI
merekomendasikan pemberian imunisasi campak pertama pada usia lebih dini 6-9
bulan. Penentuan usia 9 bulan untuk suntikan campak pertama berasarkan
pertimbngan bahwa pada usia tersebut antibodi bayi yang berasal dari ibunya
sudah semakin menurun sehigga butuh antiobodi tambahan lewat munisasi. Dosis pemberian untuk
imunisasi campak yaitu 0,5 ml, disuntikan secara subkutan pada lengan lengan
kiri atas, dibeikan satu kali.
5)
Imunisasi Hepatitis
Tahun 1991, EPI (Expanded Progam on Immuzation) menetapkan target
untuk memasukan vaksin hepatitis B kedalam progam imunisasi nasioal. pemberian
imuisasi hepaitis ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis B atau dikenal dalam istilah sehari – sehari penyakit liver.
Jenis imunisasi ini baru dikembangkan setelah diteliti bahwa virus hepatitis B
mempunyai kaitan erat dengan terjadinya penyakit liver. Vaksin terbuat dari
bagian virus hepatitis B yang dinamakan HbsAG, yang dapat menimbulkan kekebalan
tapi tidak menimbulkan penyakit. Imunisasi hepatitis ini diberikan sebanyak
tiga kali yaitu hepatitis B1, hepatiitis B2 dan hepatitis B3. dosis untuk
imunisasi hepatitis yaitu 0,5 ml atau satu buah HB PID.
d.
Penyakit yang Dapat di Cegah Dengan
Imunisasi
1)
Pertusis
Batuk rejan atau
pertusis, atau yang sering disebut batuk seratus hari oleh masyarakat adalah
penyakit infeksi saluran napas(ispa) yang disebabkan oleh Bordetela Pertusis.
Batuk rejan mudah menyebar dan menular yaitu melalui udara (batuk/bersin).
Gejalanya penderita akan mengalami tiga stadium. Stadium pertama adalah stadium
awal (katarhalis) berlangsung 1-2 minggu gejalanya demam ringan, Batuk dan
pilek. Stadium dua (peroksimal) berlangsung 2 - 4 minggu, batuk panjang secara
terus menerus dan membuang napas yang disebut Ubooping Cougb. Bila pertusis
sudah parah bisa disertai muntah – muntah muka menjadi merah dan kebiru –
biruan. Stadium tiga (perbaikan/konvaselen) berlangsung 1-2 minggu batuk mulai
berkurang dan kondisi anak mulai pulih. Pertusis dapat dicegah dengan pemberian
imunisasi DPT yang diberikan pada anak usia 0 sampai maksimalnya usia 2 bulan.
2)
Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium
Tetani. Tetanus bisa terjadi karena luka yaitu luka yang kotor luka
potensial, luka yang dalam. Gejala tetanus umumnya diawali kejang otot rahang
dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut. Periode Inkubasi tetanus terjadi
dalam waktu 3 – 14 hari. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT.
Selain itu membersihkan luka dengan segera dengan air mengalir dan berikan anti
septik.
3)
Polio
Polio (Poliomyelitis)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dari genus entero virus dan
family picornaviridae. Virusnya menyerang seluruh tubuh (termasuk otot
dan syaraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen serta
kelumpuhan pada salah satu tungkai. Penyakit ini sangat menular dan tidak bisa
disembuhkan. Masa inkubasi virus polio 6 – 10 hari. Awalnya timbul demam
disertai flu, lesu, dan lemah.Kemudian medadak lumpuh pada salah satu anggota
gerak setelah demam 2 hari. Tetapi tidak semua orang mengalami kelumpuhan
setelah terkena virus polio. Pencegahan yang paling efektif adalah dengan
pemberian imunisasi polio secara lengkap pada bayi.
4)
Campak
Campak merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak atau morbili. Campak dapat menular
melalui udara, butiran halus air ludah (droplet) atau kontak langsung dengan
penderita. Gejala penyakit campak adalah demam batuk, pilek, kemudian muncul
bercak-bercak merah dan sering disertai demam tinggi 38 – 40,5 C. Bercak merah
mulai timbul dari pipi bagian bawah telinga dan kemudian menjalar keseluruh
bagian tubuh. Pencegahan penyakit campak yang paling efektif adalah dengan
melakukan imunisasi campak yang akan memberikan perlindungan dalam waktu yang
cukup lama atau seumur hidup.
5)
Hepatitis
Masalah hepatitis B makin meningkat. Penyakit hepatitis B disebabkan oleh
virus hepatitis B yang menyerang hati, yang ditularkan secara vertikal yaitu
dari ibu pengidap kepada bayi yang dikandungnya atau pada saat proses
persalinan dan secara horisontal yaitu dari pengidap virus ke individu lain
melalui hubungan seksual, tusuk jarum, tranfusi darah, penggunaan sikat gigi
atau pisau cukur bersama – sama. Gejala utama penyakit hepatitis adalah bagian
putih mata atau sklera dan bagian kulit menjadi kuning. Cara pencegahan yang paling
efektif dengan memberikan vaksinasi pada seluruh bayi yang lahir dan anak-anak
serta orang dewasa yang berisiko tinggi yaitu dengan vaksin hepatitis.
6)
TBC Pada Anak
TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium
Tuberculosis. Gejala utama TBC pada anak biasanya hanya berupa
demam ringan tetapi berlangsung lama. Gejala lainnya berat badan anak tidak
bertambah karena nafsu makan berkurang, anak gelisah dan rewel,lemes dan mudah
berkeringat. Untuk mencegah infeksi penyakit ini yaitu melalui imunisasi BCG.
7)
Difteria
Difteria bukan merupakan sekedar radang tenggorokan. Difteria adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium dipbtberlae.
Penularan penyakit difteria dapat melalui batuk, bersin atau saat berbicara.
Tanda dan gejalanya bisa dilihat dari suhu tubuh yng disertai batuk suara serak
dan sakit tenggorokkan. Kesulitan bernapas dan napas berbunyi. Pencegahan yang
paling efektif dengan imunisasi DPT.
e.
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
Jadwal pemberian
imunisasi yang dibuat oleh pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI, 1999)
1)
Imunisasi BCG diberikan
dengan segera setelah bayi lahir sampai usia bayi maksimal 2 bulan.
2)
Imunisasi hepatitis B
diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ini diberikan saat anak lahir, setelah
bayi umur satu bulan dilanjutkan imunisasi hepatitis B ke 2, dan imunisasi
hepatitis ke 3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan
3)
Imunisasi DPT diberikan
sebanyak 3 kali, mulai diuberikan setelah bayi berumur 2 bulan, DPT 2 ediberikan
saat bayi nberumur 4 bulan, dan imunisasi DPT 3 saat bayi berumur 6 bulan.
4)
Imunisasi polio diberikan
sebanyak 4 kali, polio 1 diberikan setelah bayi lahir sampai umur 1 bulan,
polio 2 diberikan pada umur 4 bulan, polio 3 diberikan pada umur 5 bulan, polio
4 diberikan pada umur 6 bulan.
5)
Imunisasi campak diberikan
setelah bayi berumur 6 sampai 9 bulan.
f.
Kondisi Anak yang Baik Untuk Mendapat
Imunisasi
Tidak semua ibu – ibu
yang mempunyai anak atau balita mengetahui kondisi seperti apa anaknya boleh mendapat
imunisasi atau pemberian imunisasi itu harus ditunda. Pada prinsipnya,
imunisasi atau vaksinasi tidak seharusnya diberikan saat kondisi imunologis
atau kekebalan anak menurun. Penundaan bertujuan menghindari komplikasi
merugikan bagi tubuh anak dan agar imunisasi itu sendiri mampu memberi respon
optimal. Namun secara umum, sedikit sekali kondisi yang menyebabkan imunisasi
apapun harus ditunda. Pilek, batuk, diare, suhu sedikit meningkat atau demam
ringan, bukanlah halangan untuk mendapat imunisasi.
1)
Imunisasi Boleh Diberikan Bila Anak Memiliki
a)
Gangguan saluran napas atas atau gangguan cerna
ginjal.
b)
Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
c)
Riwayat kejang dalam keluarga.
d)
Riwayat kejang demam.
e)
Riwayat penyakit infeksi terdahulu.
f)
Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi.
g)
Kelainan syaraf menetap seperti cerebal palsy atau
down syndrome.
h)
Penyakit kronis, seperti jantung, paru, atau
penyakit metabolik.
i)
Terapi antibiotik terapi steroid topikal (tetapi
lokal kulit atau mata )
j)
Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa
hari setelah lahir.
k)
Berat lahir rendah
l)
Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi.
2)
Imunisasi Tidak Boleh Diberikan Bila Anak Memiliki
a)
Sakit berat dan mendadak demam tinggi.
b)
Memiliki reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilatik.
c)
Menderita gangguan sistem imun berat (misal,
sedang menjalani pengobatan steroid jangka lama, HIV dan sebagainya.) tidak
boleh diberikan vaksin hidup (polio oral, MMR,BCG,cacar air)
d)
Memiliki alergi telur
Comments
Post a Comment